Tanjungpinang, GK.com – Pedagang Pasar di Kota Tanjungpinang mengeluh jelang menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), karena harga jual bahan-bahan pangan mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Hal ini tentunya sangat bersebrangan dengan penjelasan yang disampaikan oleh Gubernur Kepri Ansar Ahmad pada Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Bupati/Walikota dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) beberapa hari lalu yang menuturkan jika harga bahan kebutuhan pokok yang terpantau, stabil.
Baca juga : 👇👇👇
Tuti salah satu pedagang yang berdagang di Pasar Bintan Centre mengeluhkan dengan kenaikkan hampir rata-rata seluruh bahan-bahan pangan seperti cabe merah, cabe hijau, bawang merah, bawang putih, dan tomat yang mengalami kenaikan.
“Ya semuanya pada naik, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe hijau, rata-rata saat ini naik sekitar Rp 5.000- s/d Rp 10.000 per kilogramnya. Dan kita juga tidak ada patokan naiknya berapa, karena setiap hari pasti harga akan berubah-ubah,” ujar Tuti di Pasar Bintan Centre.
Diwaktu yang berbeda, Jumadi salah satu Pedagang di Pasar Puan Ramah mengatakan, “dengan kenaikkan harga-harga bahan pangan ini tentunya sangat berdampak atas jualannya, terutama pada harga tomat yang melonjak yang sangat tinggi,” ucapnya.
“Semula harga tomat berkisaran Rp 12.000,- per kilogramnya, kini mengalami kenaikan sebesar 45% atau sekitar Rp 22.000,- per kilogramnya,” terang Jumadi, Sabtu (24/12/2022) pukul 10.50 Wib di Pasar Puan Ramah.
“Ini tentunya berdampak pada pendapatan yang kami dapat per harinya, 25% penurunan di banding bulan-bulan biasanya. Jika biasanya pembeli membeli 1 kg atau 2 kg tomat, karena mengetahui harga tomat naik, pembeli pun hanya membeli 1/2 kg saja,” jelasnya.
“Saya berharap kepada Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Perdagangan agar lebih memperhatikan dan bisa turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekkan terkait harga-harga pangan yang mengalami kenaikan cukup tinggi ini, bagaimana kedepan agar bisa stabil seperti semula. Karena standar perekonomian masyarakat pastinya berbeda-beda,” harapnya.
Sementara itu, Sari salah satu pembeli di Pasar Bintan Center mengatakan, “hari ini keluarga saya bisa makan pakai lauk tempe orek aja sudah bersyukur. Nggak usah muluk-muluk lah, yang penting perut kami bisa terisi. Semoga Bapak/Ibu yang duduk di kursi bagus itu bisa lebih peka dengan jeritan rakyat. Jangan pedulinya tunggu 5 tahun sekali”. ungkap Sari. (ANF).
Editor : Milla