Batam, GK.com – Meski sudah berulang kali di beritakan oleh Media, bisnis TKI yang bekerja di Luar Negeri bermodalkan Paspor Pelancong masuk melalui pintu Kota Batam ke Negara jiran Malaysia dan Singapor, seolah tidak membuat surut bagi para calo-calo TKI Illegal yang diduga bekerjasama dengan oknum Petinggi Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Batam untuk menjalankan bisnis yang melanggar hukum dan Undang-Undang.
Baca juga :
Miris, berdasarkan sumber informasi yang di terima oleh tim Media ini, serta dilakukannya investisigasi di lapangan untuk mendapatkan bukti secara akurat, tanpa diketahui oleh publik, berangkat dengan menggunakan Paspor Pelancong, Bunga (nama samaran) yang di janjikan untuk bekerja di Negara Malaysia sebagai Pelayan di salah satu Restoran (Rumah Makan) hampir saja di perkosa oleh anak majikannya.
“Sebelum diberangkatkan ke Malaysia, saya dijanjikan akan di pekerjakan disalah satu Restoran yang ada di sana. Namun sesampainya saya di Malaysia, saya dipekerjakan sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT),” ujar Bunga.
Baca juga :
“Saya dipekerjakan di rumah majikan mulai dari pagi sampai dengan larut malam. Dan hanya di kasih makan satu hari satu kali, itupun cuma makan mie,” terang Bunga, Kamis (19/01/2023) siang kepada tim Media ini.
“Yang membuat saya ketakutan bekerja di rumah majikan itu, kemaren pas majikan saya keluar rumah, saya hampir di perkosa dengan anaknya, untungnya saya segera mengunci pintu dan langsung menghubungi keluarga,” ungkap Bunga.
Baca juga :
“Setelah kejadian itu, keluarga saya langsung menghubungi calo A (inisial nama) sebagai orang yang mempertemukan saya dengan penyalur I (inisial nama). Sebelum saya dikenali dengan I, awalnya saya menjumpai A untuk mendapatkan pekerjaan, namun pada saat itu, kata A, ditempatnya belum ada loker ke Malaysia, lalu A menyerahkan saya ke I,” terang Bunga.
“Setelah saya dijumpai I, saya ditampung di rumah I beberapa hari, sembari A menyiapkan Paspor saya. Begitu Paspor saya siap, I pun memberangkatkan saya ke Malaysia hingga terjadi peristiwa itu. Awalnya I tidak ingin memulangkan saya ke Indonesia, tepatnya di Kota Batam dengan alasan mereka sudah banyak keluar uang buat keberangkatan saya mulai dari pembuatan Paspor untuk kasih ke orang Imigrasi Batam, hingga biaya makan saya selama beberapa hari saat ditampung di rumahnya. Padahal menurut cerita dari majikan saya di Malaysia, sebelum saya diberangkatkan ke Malaysia, terlebih dahulu majikan di Malaysia sudah mengirimkan sejumlah uang I sebagai ganti rugi dalam pengurusan biaya operasional saya,” papar Bunga.
Baca juga :
“Parahnya lagi, setibanya saya di Malaysia, I bilang setiap bulan gaji saya akan dipotong selama 3 bulan bekerja sebagai ganti biaya operasional keberangkatan saya, dan makan selama di tampung dirumahnya. Saya merasa kok kejam sekali mereka. Kapok saya bekerja keluar Negeri dengan adanya kejadian ini,” tutur Bunga.
“Teman-teman lain yang pernah berangkat ke Malaysia bahkan berdasarkan informasi yang saya terima ada yang melarikan diri karena mereka tidak komitmen dengan ucapannya. Satu hari setelah saya tiba di Batam, A sempat menghubungi saya untuk meminta Paspor saya agar dikembalikan kepada I, tetapi tidak saya hiraukan,” jelas Bunga kembali.
Berbekal informasi dari Bunga, tim Media ini pun lantas berupaya menghubungi calo TKI Illegal yang ada di Kota Batam itu.
Kepada tim Media ini, diwaktu berbeda, secara terang-terangan, A mengakui, untuk memuluskan dalam aksi pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Batam agar berjalan cepat, pada Paspor Bunga telah menyetorkan uang sebesar Rp 2.500.000,- kepada salah satu oknum Petinggi di Imigrasi Batam.
“Pembuatan Paspor itu kita buat sebesar Rp 2.500.000,- di Imigrasi Harbour Bay. Itu sudah termasuk murah loh, kadang ada di minta Rp 5.000.000,- bahkan Rp 8.000.000,-”. tegas A, singkat.
Demi menghasilkan perimbangan dalam pemberitaan ini, Jum’at (20/01/2023) siang, tim Media ini berupaya mendatangi Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Batam untuk mengkofirmasi terkait peristiwa ini.
Didatangi di Kantornya, Kepala Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Batam, Subki Miuldi sedang tidak berada di Batam.
“Saya di Tanjungpinang, karena sedang ada pelantikan,” jawab Subki Miuldi saat di konfirmasi keberadaannya oleh tim redaksi ini melalui pesan Whatsapp sekitar pukul 13.07 Wib.
Saat tim Redaksi ini bertanya kapan diri nya bisa di jumpai, Subki Miuldi menjawab, “nanti saya cek jadwal ya”. balasnya singkat.
Selasa (31/01/2023) sekitar pukul 11.57 Wib, guna mendapatkan pemberimbangan dalam pemberitaan, tim Media ini kembali berupaya menghubungi Kepala Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Batam, Subki Miuldi. Namun hingga berita ini di tayangkan, Redaksi ini masih menunggu atas jawaban dari klarifikasi Kepala Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Batam, Subki Miuldi terhadap kasus ini. (QQ).
Editor : Ron