Kepri, GK.com – Menanggapi komentar dari beberapa pembeli yang mengkritik terkait kegiatan Pasar Murah yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Riau yang di gelar pada Tanggal 1 s/d 2 April 2023 lalu, Pengawas Disperindag Kepri Andry Kurniawan didampingi oleh Staf nya Robet menegaskan jika kegiatan yang mereka lakukan tersebut sudah sesuai prosedur yang ada.
“Kita cuma memfasilitasi kepada para pelaku usaha untuk melakukan kegiatan yang memang menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam menekan harga, bukan menggelar Pasar Murah,” tegas Robet, Kamis (06/04/2023) di salah satu Kedai Kopi yang terletak di Kota Tanjungpinang.
“Kita juga tidak bisa intervensi para pelaku usaha dalam hal ini untuk menurunkan margin (selisih antara omset dan keuntungan). Karena dari masing-masing pelaku usaha tentunya punya perhitungan sendiri, baik dari proses mulai pengangkutan, packaging nya, belum lagi dia harus membayar ekstra kepada karyawan,” ujar Robet.
“Dari segi Pemerintah sendiri, kita tidak ada bantuan apa-apa kepada pelaku usaha. Itu pun barang yang kita jual habis. Kalau sama harga jual yang kita jual dengan harga pasar, enggak mungkin habis dong barang kita,” tambah Andri.
Baca juga : 👇👇👇
“Cara penjualan swalayan itu beda dengan penjualan di pasar. Swalayan itukan pemilik modal, ketika dia membeli barang dengan kondisi barang banyak, bisa harga barang itu di tekan, dan terjadi trasaksinya antara pemilik dan penjualnya. Yang kita fokuskan disini yaitu, harga pasar,” terang Robet.
“Kita melakukan Fasilitasi Pasar Murah, bukan bicara kita mau menghatam pasar swalayan, tetapi harga pasar, karena pasar adalah ruang tempat masyarakat bisa membeli di luar dari swalayan, yaitu dengan varian penjualan barang-barang kebutuhan pokok yang bisa ditimbang beli se- ons, beli se- perempat, se- kilo, atau sesuai dengan yang mereka inginkan. Itu yang ditawarkan. Makanya, ketika kita siap mengadakan pasar murah, ada survey yang dilakukan teman-teman itu di pasar, bukan di swalayan. Kenapa bukan di swalayan ? Karena kalau di swalayan mempunyai modal yang besar dibandingkan pelaku usaha yang ada di pasar. Kalau di swalayan harga barang bisa disubsidi sama mereka, kalau di pasar kan tidak,” jelas Robet.
“Kita juga berkoordinasi dengan Pemko, koordinasi dengan pelaku usaha, ataupun teman-teman yang ada di bawah, kadang kita juga ada pergi berbelanja dampingi istri. Jadi kita juga bisa tau harga di swalayan berapa, dan harga di pasar berapa. Memang kemarin ada masyarakat meminta begini,” kata Robet.
“Disini kita hanya melaksanakan atau yang sifatnya memfasilitasi aja. Sebelumnya kita melakukan survey untuk mencari tahu, apa sih yang menjadi barang kebutuhan pokok masyarakat saat ini menjelang Hari Raya. Dan kita juga langsung melakukan koordinasi dengan beberapa pelaku usaha. Sebagian dari pelaku usaha tersebut ada juga yang mengatakan tidak bisa terlibat karena alasan A, B, C dan Z. Dalam hal ini, kita juga bisa memahami. Contoh lainnya, karena bulog merupakan hal alternatif yang terjangkau dengan masyarakat, maka kami mengundang mereka. Sebelumya, kami juga sudah mencari tahu berapa harga yang mereka beri kepada pelaku usaha, lalu kami menanyakan berapa kiranya harga yang akan mereka jual nanti dipasar murah. Nah setelah ada pembahasan dan penetapan harga yang selisih lebih murah seribu sampai dengan 3 ribu. Maka itulah harga yang mereka janjikan untuk dijual di pasar murah. Kita tidak bisa mengintervensi harga yang diterapkan sama mereka, karena mereka punya hak masing-masing untuk menentukan harga. Karena kita hanya memfasilitasi pasar murah. Kecuali kita mengadakan pembagian sembako murah, mungkin bisa kita lakukan penekanan harga, contohnnya ketika kegiatan itu sembako murah, ada margin yang kita bayarkan kemasyarakat itu jauh dari paketan yang di jual. Tapi karena itu tidak diperbolehkan lagi, maka kita buatlah kegiatan Fasilitasi Pasar Murah yang tugasnya hanya memfasilitasi pelaku usaha untuk terlibat,” papar Robet.
Saat di singgung oleh gerbangkepri.com terkait kenapa tidak singkron antara pengumuman di beberapa Spaduk yang tertulis ‘Kegiatan Fasilitasi Pasar Murah’ dengan brosur yang di sebar baik di Mensos maupun di selebaran yang tertulis ‘Pasar Murah’ Robet menjelaskan, “Sebagai staf, saya hanya memberikan gambaran tentang kegiatan kita ini, namun kembali lagi kepada Pimpinan. Kalau seandainya Pimpinan yang mengeluarkan flyer atau pamflet (brosur atau selebaran) dengan judul Kegiatan Pasar Murah, ya mungkin itu adalah typo atau koreksi dari pak Kadis. kita juga tidak tau ya, tapi memang dasarnya kegiatan kita hanya Memfasilitasi Pasar Murah,” terangnya.
Ditanya oleh gerbangkepri terkait berapa anggaran yang dikeluarkan pada kegiatan tersebut, Andri Kurniawan menjawab, “Total ada Rp 70 juta bantuan dari APBN untuk empat kegiatan dalam tahun ini yang berada di Tanjungpinang, Lingga, dan Batam,” tegasnya.
Di tanya lagi oleh gerbangkepri.com terkait apa keuntungan yang di terima oleh Disperindag Kepri terhadap kegiatan ini, Robet menjawab, “Dengan adanya pasar murah ini, kita berharap bisa membangun kepercayaan dengan menjalin kerja sama kembali untuk tahun-tahun mendatang kepada Distributor yang mengikuti kegiatan fasilitasi pasar murah ini. Jadi kalau seandainya ada kegiatan seperti ini lagi, kami tidak perlu repot menyurati untuk mau atau tidaknya mereka mengikuti kegiatan ini, dan mereka juga sudah faham,” tuturnya.
Untuk diketahui, Kota Tanjungpinang terdiri dari banyaknya Distributor-Distributor sembako, menghindari terjadinya kecemburuan sosial diantara para Distributor agar tidak terkesan pilih kasih, gerbangkepri.com lanjut bertanya, apa saja kriteria/persyaratan yang dilakukan oleh Disperindag Kepri saat menentukan siapa saja calon Distributor yang layak mengikuti pada kegiatan mulia yang di harapkan oleh Gubernur Kepri bisa untuk membantu masyarakat Tanjungpinang khususnya.
Di jawab Robet, “Biasanya untuk kegiatan, survey nya kami melakukan berdasarkan survey harian, dengan memperoleh data terlebih dahulu melalui informasi yang di peroleh dari Disperindag Kota Tanjungpinang terkait Sistem Pemantauan Bahan Pokok dan Bahan Penting (BAPOKTING),” tutur Robet.
“Kami cuma sewa tenda, meja, dan spanduk dalam kegiatan ini, itu pun kami nombok. Karena harganya tidak sesuai dengan anggaran kami”. ungkap Andri Kurniawan.
Saat ditanya lebih lanjut oleh gerbangkepri.com berapa kandidat yang mengikuti seleksi pada kegiatan tersebut, baik Andri Kurniwan maupun Robet seolah kompak enggan menjawab, dan terkesan mengalihkan pembicaraan.
Hingga berita ini di tayangkan, PPTK pada kegiatan tersebut maupun Kepala Disperindag Provinsi Kepri belum bisa ditemui oleh gerbangkepri.com untuk di mintai keterangannya.
Adapun daftar Distributr/Pelaku Usaha yang mengikuti dalam kegiatan Fasilitasi Pasar Murah. Tanggal 1 dan 2 April 2023 di Bintan Center, Lapangan Batu X Tanjungpinang diantaranya :
- PT. Pembangunan Kepri ;
- Perum Bulog Cabang Tanjungpinang ;
- Hypermart ;
- PT. Riau Global Sejahtera ;
- PT. Prima Bintan Mulia ;
- PT. Jaya Pinang Sukses ;
- PT. Bestindo Persada Bintan ;
- CV. Buana Bintan.
Penulis : Qiqi
Editor : Ron