Selasa, Oktober 22, 2024
spot_img

Kelangkaan Gas Elpiji 3Kg di Karimun: Alasan SPBE Belum Efektif dan Solusi Pengawasan

“Yuni menilai bahwa alasan masyarakat di Preng dan pemerintah hanya pencitraan.”

Karimun, GK.com – Menanggapi terkait kelangkaan Gas Elpiji 3Kg yang terjadi di Kabupaten Karimun, serta peresmian Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang telah di resmikan oleh Pemerintah Kabupaten Karimun beberapa waktu lalu, Kepala Perdagangan, Koperasi UKM dan ESDM Kabupaten Karimun Basori menjelaskan, jika SPBE memang sudah diresmikan, namun operasionalnya belum efektif, karena ada beberapa teknis mungkin belum klir, jadi kegiatan-kegiatannya masih di Tanjung Uban.

“Saran saya, kalau bicara masalah SPBE secara teknisnya silahkan langsung konfirmasi langsung ke owner nya,” tegas Basori kepada gerbangkepri di Ruang Kerja nya.

Saat di tanya, bagaimana bentuk pengawasan yang telah dilakukan selama ini oleh Dinas Perdagangan, Koperasi UKM dan ESDM Kabupaten Karimun terhadap Agen maupun SPBE ?

“Jadi kerja ini kita berkolaborasi, di situ ada Pertamina, Agen, lalu ada juga Pangkalan, sebenarnya kita sekarang bergerak terus. Kalau kita bicara terkait langka, menurut saya itu sebenarnya tidak langka, cuma mungkin kelambatan distribusi saja. Di rapat kemaren ada masukkan dari teman-teman dari sektor lain, salah satunya memang tidak bisa kita pungkiri, kerusakan tabung menjadi alasan dalam keterlambatan pendistribusian, karena memang kita pengambilannya masih di Tanjung Uban (masih melewati laut), jadi tingkat kerusakannya memang sangat tinggi. Karena tabung-tabung tersebut ketika di pindahkan dari truk masuk ke kapal kadang-kadang di lempar. Makanya salah satu solusi saya sudah sampaikan kepada teman-teman Agen termasuk trasporter, kalau bisa mungkin memakai stren, supaya ada tempatnya, agar tidak di lempar. Kemaren informasi dari teman-teman Agen sudah sempat kita bicarakan dengan yang punya Pelabuhan, cuma sampai sekarang belum ada. Walaupun ada SPBU disini juga tetap kemungkinan kerusakan tabung pasti masih ada,” jawab Basori, Jumat (21/06/2024) sekitar pukul 11.13 Wib.

“Sebagai bentuk pengawasan, kita selalu mengontrol, kami kan ada namanya grup khusus, disitu ada yang namanya Agen dan Pertamina. Seperti semalam, nanti masuk berapa LO. Tiap hari Elpiji 3kg masuk. Kita ikuti perjalanan dari barang itu, termasuk kita ingin pastikan untuk di pangkalan-pangkalan,” tambahnya.

“Makanya ketika teman-teman yang tidak mengikuti itu kadang-kadang antri panjang di pinggir-pinggir jalan, saya dalam hati hanya ngelus dada saja, padahal pada hari yang sama itu juga dalam proses pengantaran di pangkalan-pangkalan yang lain. Kemaren saya menekankan kepada teman-teman agen, saya minta supaya pendistribusian Elpiji 3kg biar cepat. Yang pertama saya minta supaya dipenuhkan dulu untuk pangkalan-pangkalan yang di jalur-jalur dalam, jangan yang di pinggir-pinggir jalan protokol dulu,” tutur Basori.

“Agen kita di Karimun ada 5, sedangkan pangkalan ada 400 sekian, banyak pangkalannya, itu termasuk di pulau-pulau. Kerusakan tabung itu juga sangat mempengaruhi perputarannya, dan kita terus berkoordinasi, supaya pertamina bisa mengganti tabung-tabung yang rusak. Makanya kemaren waktu Bapak Bupati meresmikan SPBE, minta supaya ada tempat untuk memperbaiki tabung di wilayah Karimun, biar cepat, begitu rusak, langsung di perbaiki. Kalo sekarang kan harus menunggu dari Tanjungpinang,” terang Basori.

Apa alasan SPBE sampai hari ini belum dioperasikan ?

“Kalau menurut saya itu bergerak terus, Insya allah dalam waktu dekat pasti owner SPBE termasuk teman-teman dari Pertamina pasti mengusahakan secepatnya. Karena kalau dari aspek bisnis, terlalu lama juga mereka akan rugi. Pasti akan secepatnya akan mereka efektifkan. Kita berdoa saja, karena ini untuk kebaikan masyarakat Kabupaten Karimun juga,” jawabnya.   

Apa tindak lanjut kedepan Dinas Perdagangan, Koperasi UKM dan ESDM Kabupaten Karimun setelah ini ?

“Sesuai dengan hasil rapat kemaren, yang pasti pertama masalah pergantian tabung itu kita dorong Pertamina untuk mempercepat. Kalau tak salah kemaren pihak Pertamina dalam waktu dekat ini akan mengganti tabung yang rusak ada sekitar 13 ribu. Kita juga dorong yang belum terkafer sekitar 10 ribu lagi.  Lalu yang kedua, terkait untuk percepatan distribusi juga kita dorong sebagaimana yang Bapak Bupati sampaikan, supaya transporter (kapal pengangkut ke uban) yang sekarang 3 kali agar bisa jadi 4 kali kedepannya dalam sebulan. Kalau bisa tiap hari ada pembongkaran, walaupun hanya 4 LO atau 5 LO. Jadi ketersedian itu ada setiap hari. Kalau nanti di pangkalan ada antri-antri lagi, tolong bantu info kan ke saya,” tegas Basori.

Selama Bapak menjabat, pernah ada keterlambatan ?

“Ada. Alasannya biasa faktor cuaca, atau antri. Karena di Tanjung Uban kan antri. Makanya kita selalu berkoordinasi sama teman-teman di Pertamina, ketika di Karimun mungkin sedang tidak lancar, minta tolong di prioritaskan, termasuk kalau perlu hari minggu jangan libur,” ujar Basori

Apa saja persyaratan untuk membuka SPBE dari Dinas Perdagangan, Koperasi UKM dan ESDM Kabupaten Karimun ?

“Teknisnya ada di Pertamina. Sementara dari Dinas sendiri hanya memberikan rekomendasi,” ungkapnya.

Apa saja bentuk dasar dari rekomendasi yang di berikan Dinas ?

“Pemda itu ibaratnya memberikan pelayanan kepada masyarakat, apalagi ini barang subsidi. Dengan adanya SPBE di Kabupaten Karimun, tentunya kita banyak diuntungkan. Yang pertama untuk tabung rusak kemungkinan kecil, yang tadinya mungkin 1 hari bisa 100 tabung yang rusak, dengan adanya SPBE di Karimun mungkin bisa 5 atau 10 tabung yang rusak. Yang kedua, terkait dengan HET yang pasti diuntungkan. Yang ketiga adalah percepatan distribusi. Jadi khusus untuk Pulau Karimun nanti, ketika di pangkalan habis, kita tak perlu tunggu kosong, kalau sekarang kan harus di kumpulkan dulu tabung-tabungnya. Makanya kalau terjadi kerusakkan tabung itu, pengaruhnya sangat besar sekali terhadap percepatan distribusi. Karena kawan-kawan agen tentu harus ngutip tabung dulu ke pangkalan, baru nanti berangkat ke Uban. Itulah salah satu pertimbangan-pertimbangan kita,” jelas Basori.

Apa saja berkas yang harus di lengkapi ke Dinas untuk mendapatkan rekomendasi tersebut ?

“Kalo SPBE biasanya dalam satu wilayah itu nanti kan ada hitung-hitungan bisnis juga. Nanti tinggal pelajari saja, kalau kita pada intinya mendukung,” jawabnya.

Sebelum memberikan rekomendasi, apa ada dari pihak Dinas Perdagangan, Koperasi UKM dan ESDM Kabupaten Karimun turun kelapangan untuk melakukan pengecekkan secara langsung ?

“Kebetulan yang ini kan bukan zaman saya, sudah lama SPBE ini diberikan rekomnya, kalau saya tentu dari owner nya harus hitung-hitung dulu. Nanti ada tim nya, bukan saya sendiri. Yang pertama: sesuai tata ruang, yang kedua: mungkin dari aspek lingkungan dan sebagainya. Kalau kami melihat dari aspek keberadaan SPBE itu memang harus untuk kentingan masyarakat intinya. Sama dengan SPBU, contohnya kayak di Kundur kan belum ada, saya pikir kalau seandainya nanti ada investor yang membangun SPBU di Pulau Kundur, ya kita sangat-sangat mendukung. Kalau kita dari aspek rekomendasi umum. Artinya, bagaimana gas Elpiji itu lancar ke masyarakat, dan dengan harga yang murah. Jadi pengusaha tidak rugi, masyarakat tidak di rugikan,” tegas Basori.

Sementara itu, Yuni salah satu warga Karimun, kepada gerbangkepri.com mengatakan, “harusnya dengan dilakukan peresmian tersebut, SPBE tersebut sudah siap beroperasi keesokkan hari nya, bukan malah menunggu lagi alasan ini itu. Itu berarti sama saja kita sebagai masyarakat di preng oleh Pemerintah. Jangan lah hanya gara-gara pencitraan, lantas membuat dongeng di tengah-tengah masyarakat? Kan jadi bahan pembicaan negatif oleh masyarakat, bahkan bisa-bisa jadi bahan tertawaan masyarakat”. tutupnya. (QQ).

Related Articles

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img