Rabu, September 18, 2024
spot_img

Inovasi STS Crane, Solusi Meningkatkan Daya Saing Batam di Jalur Selat Malaka

Batam, GK.com – Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar telah berhasil memangkas waktu sandar kapal secara signifikan. Jika sebelumnya untuk membongkar 100-600 box kontainer dari kapal diperlukan waktu 48 hingga 52 jam, kini hanya membutuhkan waktu 9 hingga 22 jam saja. Kurang dari sehari.

Dengan demikian, biaya logistik yang harus dikeluarkan oleh pengusaha juga berkurang. Pasalnya, setiap menit, bahkan detik, sangat berharga dalam aktivitas kemaritiman, terutama saat proses bongkar muat barang. Semakin cepat, tentunya semakin hemat.

Pencapaian ini tidak lepas dari langkah Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, yang menghadirkan crane modern, Ship to Shore (STS) crane, di TPK Batu Ampar pada April 2023 lalu. Crane ini menggantikan crane manual yang konvensional, yang masih memerlukan orang untuk naik ke kontainer dan memasang tali di empat sudutnya.

“Teknologi sekarang sudah sangat maju. Kita pesan crane ini karena ingin memenuhi kebutuhan Kota Batam dengan teknologi terbaru. Kota Batam harus bisa bersaing dengan negara lain,” ujar Muhammad Rudi beberapa waktu lalu.

Direktur Badan Usaha Pelabuhan, Dendi Gustinandar, menyatakan, sejak beroperasi pada awal September hingga akhir September 2023, STS Crane telah menangani 15 persen dari total volume bongkar muat di TPK Batu Ampar. Ia yakin pemanfaatan STS Crane untuk bongkar muat di Terminal Umum Batu Ampar akan terus meningkat sejalan dengan efektivitas layanan yang diberikan.

“Kita terus melakukan evaluasi pengoperasian STS Crane di Terminal Umum Batu Ampar,” katanya.

Dendi menambahkan, Batam harus memanfaatkan potensi international transhipment port yang saat ini masih didominasi oleh pelabuhan di Singapura (32.3 Juta TEUs), Busan (12.2 Juta TEUs), Tanjung Pelepas (10.6 Juta TEUs), dan Port Klang (8.4 Juta TEUs). Ketiga Pelabuhan Transhipment dunia itu memiliki kesamaan dengan Batam, yaitu sama-sama berlokasi di jalur terpadat di dunia, Selat Malaka, yang dilalui 90.000 kapal setiap tahunnya.

Untuk itu, ia meminta dukungan dari semua pihak agar Batam dapat menjadi hub logistik internasional. Sebab, jika TPK Batu Ampar dapat dikembangkan lebih baik lagi, akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Batam dan Indonesia secara keseluruhan.

“Kawasan Industri yang ada di Batam juga diharapkan dapat tumbuh dengan adanya akses perdagangan dunia yang lebih terbuka,” ucapnya.(***)

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Latest Articles

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img