Batam, GK.com – Akibat minimnya curah air hujan atau ketersediaan air baku pada awal Tahun 2020 ini, menyebabkan kondisi 6 air waduk yang terdapat di Kota Batam mengalami penurunan drastis hingga mencapai 3 meter.
Mengantisipasi hal tersebut, Badan Pengusaha (BP) Batam bekerjasama dengan Teknologi Modifikasi Cuaca, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (TMC BPPT) Jakarta, melaksanakan kajian cepat dalam 14 hari kerja, serta akan dipilih salah satu teknologi modifikasi cuaca untuk melepaskan bahan kimia pada awan agar curah hujan dapat turun untuk di antisipasi dalam waktu 1 tahun kedepan.
“Kami akan berkoordinasi bersama BMKG (Stasiun Meteorologi Batam) untuk mengenal pola hujan 3 bulan kedepan, agar mengetahui curah hujan di setiap bulan dan persiapan materi teknis untuk sosialisasi,” ujar Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan, di Gedung Marketing Centre BP Batam, Kamis (5/3) sekitar pukul 10.10 Wib.
Disampaikan Binsar, nantinya akan dilaksanakan doa bersama di setiap unsur masyarakat, baik unsur Rumah Ibadah, Sekolah-Sekolah dan Perkantoran, pelaksanaan Jum’at bersama pada 6 Maret nanti di Balairungsari, dan distribusi leaflet himbauan doa bersama minta hujan.
“Kami juga akan mensosialisasikan di Media cetak, elektronik (radio, televisi, medsos), dan selebaran leaflet,” terangnya.
“Jika dalam kurun waktu 3 bulan kedepan air hujan tidak turun, kita sedang mengkaji untuk melakukan pemompaan air baku dari waduk Tembesi ke waduk Muka Kuning dan waduk Duriangkang,” kata Binsar.
Ditempat yang sama, Manager PT Adhya Tirta Batam (ATB) Maria mengatakan, jika tidak turun hujan pertanggal 15 Maret 2020, nantinya 196.000 pelanggan akan berdampak dari 228.900 pelanggan yang akan dilakukan penggiliran suplai air bersih.
“Untuk skenario penggiliran suplai air bersih, dilakukan pada semua pelanggan yang di suplai dari waduk IPA, DK, Piayu, dan Muka Kuning dengan jadwal penggilirannya 2 hari off dan 5 hari on, dimulai sekitar tanggal 15 Maret 2020,” tutur maria.
Baca Juga :
Adapun tujuan dilakukan penggiliran suplai air tersebut adalah untuk memperpanjang umur Dam hingga 23 hari sampai 6 juli 2020, yang artinya tanpa penggiliran, hanya bertahan hingga 13 Juni 2020.
“Krisis air yang berimbas kepada 228.900 pelanggan ini, nantinya akan mendapat hal yang sama dalam mendapatkan air bersih secara bergiliran”. tutup Maria. (KR).
Editor : Febri