Tanjungpinang, GK.com – Terkait degradasi moral yang terjadi pada anak sekolah saat ini, tersebar wacana mengenai pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang akan dikembalikan lagi ke dalam kurikulum pendidikan dimasa mendatang.
Seperti diketahui, tidak terlepas dari itu, pendidikan moral anak bangsa saat ini haruslah dimulai dari pendidikan karakter yang diterapkan di lingkungannya maupun di lingkungan sekolah sejak dini.
Sebelumnya diketahui, mata pelajaran PMP diberlakukan pada Kurikulum 1975, yang kemudian berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), lalu berubah lagi yang terakhir menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Meski sudah lama di hilangkannya pelajaran PMP ini, banyak pihak yang menyayangkan hal tersebut, bukan hanya menjadi pembicaraan dikalangan wali murid saja cerita itu berkembang, pada dunia pendidikan juga banyak yang mengharapkan pelajaran tersebut dapat diterapkan kembali.
Kepala SD Negeri 001 Bukit Bestari, Aniwaty, S.Pd saat ditemui oleh media ini mengharapkan, agar ke depannya pemerintah dapat mengembalikan kembali mata pelajaran PMP itu, di karenakan dalam pelajaran itu lebih di tekankan pada penerapan karakter.
“Menurut saya, pada pelajaran PKN materinya cenderung tidak nyambung dalam membentuk karakter pada anak didik,” kata Aniwaty kepada gerbangkepri.com saat dijumpai di Ruang Kerjanya, Rabu (05/12), pukul 10.30 Wib.
“Pelajaran PKN saat ini penerapannya sangat berat bagi anak SD menurut pandangan saya, tidak sepantasnya anak didik kita mempelajari terkait Politik, ASEAN, tugas-tugas DPR dan MPR, hal itu kan harusnya di letakkan di pelajaran IPS, lalu pertanyaannya, dimana pembentukan karakternya,” ucap Aniwaty.
“Degradasi moral anak bangsa sekarang ini sudah hancur-hancuran, kurang tata kramanya, jauh perbedaannya dengan zaman duhulu, yang mana kesopanan anak-anak di zaman dahulu jauh luar biasa, jalan di depan guru aja ada kata permisinya, kepala ditundukkan, badan dibungkukkan, kalau sekarang sama sekali tak ada, alias acuh tak acuh,” terang Aniwaty sambil memasang wajah yang lemes dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Memang kita akui, di dalam era globalisasi ini, dengan berkaitan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan anak-anak sekarang ini cukuplah tinggi, namun dari segi moralnnya, kurang, hal ini lah yang harus kita hidupkan kembali,” tegas Aniwaty.
Berkaitan dengan hal itu, lanjut Aniwaiy menjelaskan, besar harapan kami para guru-guru kedepannya demi menjaga moral anak-anak bangsa agar lebih bermartabat, dapat diterapkan kembali pelajaran PMP, meskipun tidak langsung terlihat perubahannya, setidaknya ada harapan untuk merubah moral anak-anak agar lebih baik lagi kedepannya. (FL).
Editor : Ani