Ketegangan Trump Dan Musk Berimbas ke Partai Republik

0
21
Donald Trump menerima jabat tangan Elon Musk sambil tetap duduk. (Reuters/Nathan Howard)
Washington, GK.com – Ketegangan antara mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan miliarder Elon Musk berimbas hingga ke lingkaran dalam politik Partai Republik. Staf Gedung Putih dikabarkan telah menghubungi sejumlah pejabat senior, donatur besar, serta tokoh konservatif, guna meminta mereka memilih posisi dalam perseteruan yang semakin memanas antara Trump dan Musk.

Laporan majalah Rolling Stone yang dikutip media Rusia RIA Novosti pada Minggu (8/6/2025) menyebut bahwa, permintaan untuk “memilih pihak” datang langsung dari kalangan dekat Trump.

“Kami akan menyingkirkan teman-teman Elon,” ujar seorang pejabat senior Pemerintahan Trump, sebagaimana dikutip dalam laporan tersebut.

Menurut sejumlah sumber yang memahami situasi ini, komunikasi langsung berupa telepon dan pesan teks dilakukan oleh staf Gedung Putih kepada berbagai tokoh yang selama ini dikenal dekat dengan Trump dan Musk. Para pihak diminta menunjukkan sikap jelas terkait konflik yang kini menjadi sorotan publik.

Perselisihan antara Trump dan Musk memuncak pekan ini setelah CEO Tesla dan SpaceX itu secara terbuka mengkritik rancangan undang-undang pemotongan pajak dan belanja Negara yang diusung oleh kubu Trump. Kritik tersebut memicu respons tajam dari Trump yang langsung membalas lewat media sosial.

“Saya tidak memikirkan Elon Musk,” ucap Trump dalam pernyataan singkatnya kepada wartawan, Jumat (6/6/2025).

Ketegangan itu dengan cepat meluas menjadi adu serangan pribadi di berbagai platform media sosial, memicu kehebohan di kalangan politisi, pelaku bisnis, serta kelompok donor Partai Republik. Beberapa orang dari lingkaran dalam Pemerintahan Trump menyebut bahwa mereka “dibanjiri” pesan dari sekutu eksternal dan elit politik yang menegaskan kesetiaan mereka kepada mantan Presiden itu.

Situasi ini menambah kompleks dinamika internal Partai Republik menjelang Pemilu Presiden AS 2028, terutama di tengah meningkatnya pengaruh tokoh-tokoh non-politik seperti Elon Musk dalam diskursus publik dan kebijakan Nasional. (hdm)