KARIMUN, GK.com – Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Sememal di Karimun telah beroperasi sejak 1 Juli 2024, namun harga jual Elpiji 3 Kg di tingkat pengecer tak kunjung turun. Kondisi ini menuai kritik dari Pemuda Demokrat Indonesia cabang Karimun.
Arifin Chan. S.Kep selaku Bendahara DPC Pemuda Demokrat Karimun menyayangkan lambannya respons Pemerintah Daerah Karimun dalam menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) Elpiji 3 Kg subsidi. Padahal, Bupati Karimun Aunur Rafiq sebelumnya telah berjanji akan segera menetapkan HET baru setelah SPBE beroperasi.
“Faktanya, sudah seminggu SPBE memasok Elpiji 3 Kg di Karimun, harga tidak berubah, masih diangka Rp 25.000 per tabung,” ungkap Arifin.
“Sebagai perbandingan, di Batam dan Tanjungpinang harga Elpiji 3 Kg berkisar Rp 18.000 – Rp 19.000 per tabung,” ujarnya, Minggu (07/07/2024) malam.
Arifin juga menyoroti potensi kerugian akibat selisih harga yang signifikan selama seminggu terakhir. Mengingat Elpiji 3 Kg adalah barang subsidi Pemerintah, ia mempertanyakan siapa yang akan bertanggung jawab atas selisih harga tersebut.
“Kami mendesak Pemda Karimun untuk proaktif dan segera menentukan HET terbaru pasca beroperasinya SPBE Sememal,” tegas Arifin.
Selain masalah harga, Pemuda Demokrat juga menemukan kondisi tabung gas yang memprihatinkan di lapangan. Banyak tabung yang sudah rusak, berkarat, dan tidak layak pakai.
“Beberapa pengecer mengeluhkan kondisi tabung yang sudah tidak layak pakai. Pemda sempat berjanji akan melakukan perbaikan dan penggantian, namun faktanya tabung rusak masih beredar luas”. keluh Arifin.
Pemuda Demokrat Karimun berharap Pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini, demi kepentingan masyarakat Karimun. (Red).