Sabtu, November 15, 2025
BerandaKepulauan RiauBatamBMKG Batam Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diminta Waspada Dan Aktif Pantau...

BMKG Batam Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diminta Waspada Dan Aktif Pantau Informasi Resmi

Batam, GK.com – Cuaca di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) dalam beberapa hari terakhir sulit ditebak. Pagi panas terik, namun menjelang sore langit tiba-tiba bisa berubah gelap disertai hujan deras. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Batam, fenomena ini terjadi karena kondisi atmosfer di Kepri sedang labil dan cepat berubah.

“Atmosfer kita saat ini cenderung tidak stabil. Jadi bisa saja siang terasa panas, tapi beberapa jam kemudian hujan deras turun. Polanya cepat sekali berubah,” ujar Noah Ginting, Forecaster BMKG Batam, Rabu (13/11/2025).

BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan melanda sebagian besar wilayah Kepri pada 13, 15, dan 16 November 2025. Potensi tertinggi diprediksi terjadi di Kabupaten Lingga dan Natuna, dengan curah hujan mencapai 50–100 milimeter.

“Untuk Natuna dan Lingga, curah hujan tergolong tinggi. Sedangkan wilayah lain seperti Batam, Bintan, dan Karimun berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang,” jelas Noah.

Selain hujan, BMKG juga mencatat adanya potensi angin kencang dan gelombang laut tinggi di sejumlah perairan Kepri, dengan rincian:

1. Perairan Karimun: tinggi gelombang sekitar 0,5–1,25 meter (kategori rendah).
2. Perairan Lingga dan Bintan: tinggi gelombang 1,25–2,5 meter (kategori sedang).

Sementara itu, potensi banjir rob masih perlu diwaspadai di wilayah Batam, Dabosingkep, dan Karimun pada rentang waktu 9–16 November.

Noah menerangkan, BMKG Batam terus memperbarui data prakiraan cuaca dan menyampaikannya secara real-time kepada instansi terkait, seperti BPBD dan Dinas Perhubungan.

“Kami update setiap saat. Kalau ada potensi cuaca ekstrem, langsung kami kirimkan melalui grup WhatsApp Stakeholder, kadang juga lewat telepon. Selain itu, info juga bisa diakses di website dan aplikasi Info BMKG,” tuturnya.

Koordinasi lintas lembaga, kata Noah, menjadi langkah penting untuk mempercepat respons terhadap potensi bencana seperti pohon tumbang, longsor, atau banjir lokal di berbagai wilayah Kepri.

Berdasarkan analisis data hujan selama 31 tahun terakhir (1993–2024), curah hujan tertinggi di Kepri memang selalu terjadi pada bulan November hingga Januari. Namun dalam beberapa tahun terakhir, BMKG mencatat adanya tren peningkatan intensitas hujan dan angin ekstrem, yang diduga berkaitan dengan perubahan iklim global.

“Kalau kita lihat grafiknya, setiap akhir tahun memang puncaknya hujan. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, intensitasnya meningkat. Itu yang kami terus pantau,” ujar Noah di Ruang Kerjanya Pukul 14.00 WIB.

BMKG mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan tidak memaksakan untuk beraktivitas di luar ruangan saat cuaca ekstrem. Hal ini terutama ditujukan bagi pengendara motor, nelayan, serta pengguna transportasi laut dan udara.

“Kalau tidak ada keperluan mendesak, sebaiknya di rumah saja. Kalau harus keluar, pastikan kendaraan aman dan siap menghadapi hujan. Untuk nelayan, perhatikan peringatan dini sebelum berlayar,” imbau Noah.

Untuk memantau kondisi cuaca secara langsung, masyarakat dapat mengunduh aplikasi Info BMKG melalui Play Store atau App Store. Aplikasi ini memungkinkan pengguna memilih Provinsi hingga Kecamatan untuk melihat prakiraan cuaca terkini.

“Informasi ini gratis dan bisa diakses kapan saja. Kami juga aktif membagikan pembaruan melalui grup komunikasi dengan masyarakat dan stakeholder,” ucapnya.

Menutup penjelasannya, Noah menegaskan pentingnya sinergi antara masyarakat, Pemerintah Daerah, dan BMKG dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem di Kepri.

“Kami di BMKG berkomitmen untuk terus memberikan informasi terbaru. Tapi kuncinya adalah saling peduli. Kalau masyarakat waspada, nelayan berhati-hati, dan Pemerintah cepat tanggap, kita semua bisa menghadapi cuaca ekstrem ini dengan aman”. tegas Noah. (KF/DS)

Berita Terkait

Berita Populer