Ketua STAIN Sultan Abdurrahman Kepri Apresiasi Pelayanan Haji Inklusif Tahun 2025

0
64
Dr. Muhammad Faisal, M.Ag., Ketua STAIN Sultan Abdurrahman Kepri ( Foto : STAIN Sultan Abdurrahman Kepri )

Bintan, GK.com – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepri memberikan dukungan positif terhadap langkah Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) dalam mewujudkan ibadah haji yang inklusif pada musim haji 1446 H/2025 M.

Dalam upaya menciptakan haji inklusif, Kemenag telah menyiapkan berbagai fasilitas khusus, termasuk mobil boogie atau golf car untuk menjemput jemaah dari pesawat ke ruang tunggu, kursi roda, serta alat bantu berupa crane untuk memastikan proses penurunan jemaah dari pesawat berlangsung aman dan nyaman.

Dr. Muhammad Faisal, M.Ag., Ketua STAIN Sultan Abdurrahman Kepri, menilai bahwa kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memastikan setiap umat Islam memiliki kesempatan yang setara dalam melaksanakan ibadah haji. “Sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam, kami mendukung penuh upaya Kemenag dalam menciptakan layanan haji yang inklusif dan ramah bagi semua jemaah,” ungkap Dr. Faisal.

STAIN Sultan Abdurrahman Kepri juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam mendukung kebijakan ini melalui program-program pendidikan dan pelatihan yang mengedepankan nilai-nilai inklusivitas dan keberagaman. “Kami akan terus berupaya untuk mencetak generasi yang tidak hanya memahami ibadah secara ritual, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan empati terhadap sesama,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dr. Faisal menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam mendukung pelaksanaan ibadah haji yang inklusif. “Di era digital ini, TIK dapat menjadi alat yang efektif untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi antara petugas dan jemaah, serta memastikan informasi terkait layanan haji dapat diakses dengan mudah oleh semua pihak,” jelasnya.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk STAIN Sultan Abdurrahman Kepri, diharapkan penyelenggaraan ibadah haji 2025 dapat berjalan dengan lancar, memberikan kenyamanan bagi seluruh jemaah, dan menjadi contoh nyata dari implementasi nilai-nilai inklusif dalam kehidupan beragama, terutama di lingkungan pendidikan. (*)