Karimun,GK.com – Siswa/i Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Karimun menggelar kegiatan musikal angklung dengan tema “Bullying is Not Cool, Mari Berteman Asyik Tanpa Mengusik” Jumat (20/12/2024) di Gedung Nasional. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara SLBN Karimun dan SLB Yayasan Pendidikan Budi Bhakti (YPBB) Karimun, yang menampilkan beragam kesenian, termasuk menyanyi solo, tarian, fashion show, drama, dan pertunjukan angklung. Penampilan yang beragam ini bertujuan untuk menunjukkan bakat dan kreativitas siswa-siswa penyandang disabilitas.
Kepala SLBN Karimun, Eni Rozita, S.Pd, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. “Alhamdulillah, saya mengucapkan syukur yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendonasikan kegiatan ini, serta kepada guru-guru dan anak-anak kami yang akan memberikan kejutan kepada semua hadirin dengan berbagai penampilan yang akan ditampilkan,” ujarnya.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Zulfan Efendi, Kepala Dinas Kantor Cabang Dinas SMA/SMK/SLB Karimun Provinsi Kepri. Dalam sambutannya, Zulfan menyampaikan bahwa peringatan HDI adalah sebuah perayaan untuk anak-anak yang memiliki kelebihan dan keistimewaan. Ia juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap prestasi dan pencapaian siswa-siswa tersebut.
“Hari ini, dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional, berbagai penampilan yang akan ditampilkan oleh anak-anak kita tidak lepas dari dukungan orang tua dan guru yang telah sabar mendidik mereka, sehingga anak-anak kita bisa memberikan penampilan terbaiknya kepada kita semua,” tutur Zulfan.
Zulfan juga berharap bahwa peringatan Hari Disabilitas Internasional dengan tema yang diangkat dapat menyadarkan kita semua bahwa bullying tidak hanya terjadi di sekolah umum, tetapi juga bisa terjadi di sekolah luar biasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap penyandang disabilitas, guna mewujudkan kemandirian, kesetaraan, dan kesejahteraan mereka.
Salah satu orang tua siswi, Ani Sari Wati, juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh guru pengajar yang telah mengajar anak-anak dengan penuh kesabaran. Ia menekankan pentingnya menghindari diskriminasi dan bullying. “Jangan sampai ada tindakan membeda-bedakan, termasuk dalam hak mereka (penyandang disabilitas) untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, bahkan pekerjaan,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghargai dan mendukung penyandang disabilitas, serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan bebas dari bullying. (RIA)