Ketua DPD PSI Tanjungpinang Barat, Ranat Mulia Pardede, SE.,MH
Tanjungpinang, GK.com – Terkait dengan ucapan yang dilontarkan oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas (PSI), Grace Natalie pada saat menggebu-gebu dalam pidatonya yang ia lakukan di Surabaya yang lalu. Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) PSI Tanjungpinang Barat, Ranat Mulia Pardede, SE.,MH angkat bicara terkait permasalahan yang menimpa Ketum nya tersebut, Rabu (12/12).
Dikatakan Ranat, sebagai perempuan, Ketua Umum PSI, Grace Natalie merasa dihina dan mudah sekali menjadi korban pemberitaan bohong atas pelampiasan nafsu manusia biadab yang berjubah agama, namun berkelakuan binatang.
“Ketua Umum PSI, Grace Natalie itu benar-benar luar biasa dalam memaparkan kondisi bangsa yang sedang kecewa saat ini, baginya Kegalauan Bangsa ini menjadi sebuah hal yang diangkat terus-menerus, dengan intonasi yang naik dan turun, seperti seorang ibu yang sedang bercerita saat ia melakukan pidato itu, sungguh hal itu menjadi suatu momentum idealisme Partai,” kata Ranat, bangga.
Dijelaskan Ranat, saat itu Bu Natalie nyaris menangis ketika dirinya menjadi korban fitnah, suaranya bergetar ketika mendengar ada kadernya yang disuruh melepaskan hijab karena difitnah sebagai perek. Betapa biadabnya oposisi yang mengatasnamakan agama itu. Bagaimana kalau itu terjadi pada kerabat Anda.
Apakah anda diam, atau menganggapi hal itu biasa saja, karena sudah ada mekanismenya, sehingga kita tidak bisa menyatakan pendapat atau menolak hal tersebut, atau karena pihak yang merasakan tidak dapat berbuat apa-apa, sungguh ini sangatlah miris.
Ranat menambahkan, pada saat Ketua Umum PSI, Grace Natalie memaparkan bagaimana ia dan partainya bersepakat untuk menolak poligami yang ada di Indonesia, karena menurut survey yang ia ambil, menyatakan bahwa poligami tidak membawa kepada keadilan.
“Grace Natalie dan PSI menolak praktik penyalah gunaan poligami, karena sampai saat ini poligami masih dilakukan, dan tentunya para penulis tidak akan menyakiti hati orang yang berpoligami,” terang Ranat, membela Ketum PSI itu.
Diterangkan Ranat, saat itu Grace menanyakan hal yang rasanya cukup sederhana, namun pertanyaannya yang cukup menyita perhatian bagi semua orang hingga membuat beribu-ribu pasang mata melongo dan ternganga kearahnya.
Apakah kalian rela jika Anak anda, Ibu anda, Adik anda, atau kerabat Anda menjadi istri kedua, istri ketiga, istri keempat? ucap Greace saat itu.
“Pertanyaan ini tentunya menghentak hati nurani, menolak poligami bisa saja akan berujung kepada kriminalisasi, akan tetapi, sekali lagi PSI tidak gentar, PSI tetap dalam idealismenya,” tutur Greace saat itu.
“Kalau mau dilaporkan oleh si manusia poligami yang lain, Grace pun rasanya siap dan sudah ada pembelaan,” tegas Ranat.
“Mari kita simak saja nanti langkah apa yang akan dikerjakan oleh oposisi, manusia yang tidak karuan, jangan tuntut Grace karena menolak poligami, ketika yang situ punya istri namanya “Oraono”, kalau Jokowisih jelas, Iriana,” kata Ranat.
Bagaimana peta politik kedepannya?
“Pembacaan peta politik kedepan sudah sangat jelas. Dengan polemik yang sengaja diciptakan oleh Grace dalam pidatonya, tentu akan membuat banyak oposisi Bimbang, Khawatir, Takut dan mulai kejang-kejang”. tutup Ranat. (***)