Tanjungpinang, GK.com – Bertempat di Hotel CK Tanjungpinang, Selasa (25/10), Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad beraudiensi dengan Direktur Utama PT. PLN Bright Batam Muhammad Irwansyah.
Di awal pertemuan, Ansar mengucapkan selamat dan sukses atas ditunjuknya Muhammad Irwansyah menjadi Dirut PT. PLN Bright Batam yang baru, kebetulan pertemuan tersebut merupakan momen pertemuan pertama antara Ansar bersama Irwansyah, setelah Dirinya menggantikan posisi Nyoman Suwarjoni Astawa sejak 27 September 2022 yang lalu.
Banyak hal yang dibahas kedua belah pihak pada kesempatan itu, diantaranya rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Batam.
“Pada waktu bersama Menko Marvest di Batam sudah pernah dibahas PLTSa, dan saat itu, Menteri Luhut menyarankan melihat rujukan ke Cilacap,” tutur Ansar.
Menurut Ansar, potensi pemanfaatan sampah di Batam sangatlah besar. Bahkan pengolahan sampahnya juga berpotensi merusak lingkungan.
“Maka sangat bagus jika sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik alternatif,” ujar Ansar.
Tak lupa, Ansar juga berpesan saat itu terkait laju pertumbuhan listrik yang harus sejalan dengan pertumbuhan investasi di Kepri. Menurutnya, iklim investasi di Kepri yang terus dipromosikan, sementara jika tidak siap dengan infrastruktur yang ada, maka akan sulit untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan.
“Untuk itu, kalkulasi kebutuhan-kebutuhan listrik di wilayah KEK seperti Nongsa Digital Park dan Galang Batang. Ke depan kita adakan FGD bersama PLN Pusat, bahas prospek kebutuhan listrik ke depan, sumber-sumber listrik serta solusi masalah kelistrikan,” harapnya.
Sementara itu, Dirut PT. PLN Bright Batam Muhammad Irwansyah menyampaikan, dengan melihat kondisi-kondisi pembangunan PLTSa, dapat melihat PLTSa Putri Cempo di Solo sebagai percontohan selain di Cilacap.
“Kalau di Cilacap sampah diolah menjadi pelet, jadi hasil pelet tersebut digunakan untuk PLTU. Cilacap cukup sukses, sampahnya dibuat pelet yang bisa digunakan untuk industri semen dan PLTU, itu habis. Tapi kalau untuk langsung memproduksi listrinya, itu di Solo. Kalau mau dibuat pelet seperti di Cilacap, bisa dimanfaatkan untuk PLTU Tanjung Kasam,” ungkap Irwansyah.
Lanjut Kadis ESDM Kepri M. Darwin menambahkan, saat ini referensinya karena Kepri memiliki sumber gas, rencana keluaran energi ke depan sampai dengan 40 persen adalah berasal dari gas, namun saat ini masih terhambat infrastruktur.
“Bahkan PLTU Tanjung Kasam rencananya akan dikonversikan ke gas. Ke depan kebutuhan listrik yang besar itu dari Galang Batang yang butuh sampai 2800 MW, dan Nongsa 510 Mw” katanya.
Pada momen itu, Muhammad Irwansyah hadir didampingi Direktur Operasi M. Edyansyah, Direktur Keuangan dan SDM Pardamean Matondang, Corporate Secretary Hamidi Hamid, dan Manager Humas Bukti Panggabean. Sedangkan Gubernur Kepri Ansar Ahmad didampingi Kepala Dinas ESDM Kepri M. Darwin. (Ron/Red).
Editor : Sai