Senin, Desember 9, 2024
spot_img

Upayakan Perbaikan, Garuda Indonesia Sajikan Kembali Laporan Kinerja Keuangan

Jakarta, GK.com – Sehubungan dengan hasil putusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar laporan keuangan Garuda Indonesia 2018 (“LKT 2018”) perlu disajikan ulang (restatement), serta menindaklanjuti putusan Bursa Efek Indonesia (BEI) agar laporan keuangan Q1 2019 (“LK Q1”) Garuda Indonesia juga disajikan ulang. Pada hari ini, Jumat (26/7), Garuda Indonesia melaksanakan public expose restatement LKT 2018 dan LK Q1 2019 sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk menjalankan seluruh hasil putusan yang dimaksud.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal menyatakan bahwa, Restatement laporan laba rugi periode buku 2018 dan LK Q1 2019 ini merupakan bentuk dari tindak lanjut perusahaan atas hasil putusan regulator terkait laporan kinerja keuangan perseroan tersebut.

“Dalam proses penyajian laporan restatement, kami telah melaksanakan korespondensi dengan OJK dan stakeholder lainnya dalam memastikan kesesuaian aturan dan prinsip compliance dalam penyajian laporan restatement tersebut,” terang Fuad.

Ditegaskan Fuad, dengan penyajian restatement laporan keuangan ini, tidak ada rasio-rasio yang dilanggar, dan penyajian ulang ini memperoleh pendapat “Wajar Tanpa Modifikasian”.

Sejalan dengan penyajian ulang laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia terus menunjukan peningkatan kinerja dengan berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada Q1-2019, dimana Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar USD19,73 juta, hal ini tentunys meningkat secara signifikan dibanding periode sebelumnya yang merugi USD 64,27 juta.

“Dengan pertumbuhan positif, maskapai di Q1-2019 tersebut, Garuda Indonesia optimistis tren kinerja maskapai kedepannya akan terus tumbuh secara positif,” ucapnya.

“Kinerja positif Garuda Indonesia sepanjang kuartal 1 Tahun 2019 tersebut, turut ditunjang oleh lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal, yakni sebesar USD 924,93 juta, tumbuh sebesar 11,6 persen dibandingkan periode yang sama di kuartal I Tahun 2018 yaitu sebesar USD 828.49 juta. Selain itu, Garuda juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kinerja pendapatan usaha lainnya sebesar 27,5 persen dengan pendapatan mencapai USD 171,8 juta,” papar Fuad.

Dikatakan Fuad, sejalan dengan membaiknya kinerja Q1-2019 tersebut, pihaknya optimis hal itu berlanjut hingga Q2 dan Q3.

“Mengingat fundamental perseroan yang semakin membaik, kami yakin kedepannya dapat menjaga tren kinerja positif, serta akan terus berlanjut hingga akhir Tahun kinerja 2019,” harap Fuad.

Disampaikan Fuad, peningkatan kinerja Perseroan ini turut didukung oleh program efisiensi dan efectiveness yang berkelanjutan, optimalisasi aspek cost structure, capacity adjustment pada produksi sesuai demand, sehingga konsumsi fuel menjadi lebih terukur dan beban fuel expense juga dapat ditekan.

“Dalam kaitan penyajian ulang Laporan Keuangan 2018, Garuda Indonesia mencatatkan laporan pendapatan usaha sebesar USD 4,37 Milyar, hal ini tentunya tidak mengalami perubahan dari laporan pendapatan sebelumnya, sementara itu, pendapatan usaha lainnya terkoreksi menjadi USD 38,8 Juta dari sebelumnya USD 278,8 juta,” ungkapnya.

Dalam laporan tersebut, Fuad juga mengatakan bahwa Garuda Indonesia telah mencatatkan net loss sebesar USD 175,028 juta dari sebelumnya laba sebesar USD 5,018 juta.

“Pada laporan restatement Garuda Indonesia pada periode Q1 -2019 (Kuartal 1-2019) tercatat mengalami sejumlah penyesuaian, pada indikator Aset menjadi sebesar USD 4,328 Juta dari sebelumnya USD 4,532 juta, adapun perubahan total indikator Aset tersebut diakibatkan oleh penyesuaian pada pencatatan Piutang Lain-Lain yaitu menjadi sebesar USD 19,7 juta dari sebelumnya sebesar USD 283,8 juta. Aset pajak tangguhan juga mengalami penyesuaian menjadi USD 105,5 juta dari sebelumnya USD 45,3 juta,” jelas Fuad.

Diterangkan Fuad, liabilitas Perseroan pada penyajian kembalian laporan keuangan Q1-2019 juga mengalami penyesuaian menjadi USD 3,537 juta dari sebelumnya USD 3,561 juta.

“Terkait putusan BPK atas kerjasama Mahata Aero Teknologi, maka Citilink Indonesia selaku pihak yang berkontrak juga telah mengirimkan surat kepada pihak Mahata Aero Teknologi terkait pembatalan kerjasama tersebut,” ucap Fuad.

Di lanjutkan Fuad, Dalam penyajian restatement laporan keuangan ini, Garuda Indonesia menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO International), mengacu kepada aturan dan referensi regulator yang tetap memberikan ruang bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan untuk menyelesaikan proses audit restatement yang dimaksud.

“Penyampaian restatement LKT 2018 dan LK Q1 serta penyelenggaran public expose merupakan bentuk kepatuhan Garuda Indonesia terhadap putusan dari regulator, Garuda Indonesia juga telah memenuhi sanksi admistratif berupa sejumlah denda sebelum batas waktu yang dipersyaratkan oleh OJK dan BEI, pelaporan terhadap pemenuhan sanksi denda juga telah disampaikan melalui surat kepada OJK dan BEI tertanggal 11 Juli 2019,” tuturnya.

“Dengan pelaksanaan penyajian ulang dan public expose hari ini, maka Garuda Indonesia telah memenuhi semua sanksi dan persyaratan yang diminta oleh regulator, serta dengan fundamental kinerja keuangan, operasi dan layanan yang semakin membaik, serta kepercayaan investor yang tinggi, bagi tren kinerja Garuda Indonesia kedepannya untuk terus menunjukan pertumbuhan yang positif”. tutup Fuad. (Red).

Editor : Febri

Related Articles

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles