Tanjungpinang, GK.com – Dinas Kesehatan Tanjungpinang berkomitmen menurunkan angka stunting dengan melibatkan 81 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di seluruh wilayah kota. TPK ini didanai langsung oleh Pemerintah Pusat, dan bertugas melakukan pendampingan, deteksi dini, hingga edukasi gizi seimbang kepada masyarakat.
Plt Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Iwan Firmanda, SKM menjelaskan bahwa, TPK bekerja sama dengan Puskesmas, Rumah Sakit, dan organisasi masyarakat sipil untuk membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang bekerja hingga tingkat Kelurahan.
“Kami hanya menjadi perpanjangan tangan. Semua kegiatan pendampingan dilakukan langsung oleh TPK,” ujarnya
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Tanjungpinang menunjukkan tren penurunan. Pada 2022, prevalensi tercatat 15,7%, turun menjadi 15,4% di 2023, dan ditargetkan menyentuh 12,9% pada 2024. Namun, Iwan Firmanda mengakui masih ada tantangan, seperti rendahnya partisipasi masyarakat membawa balita ke posyandu. Hal ini menyulitkan petugas dalam mendeteksi anak yang berisiko stunting.
“Tidak semua balita dibawa ke posyandu, mungkin karena kendala waktu atau lokasi. Padahal posyandu kini sudah menjadi bagian dari layanan primer, mulai dari balita hingga lansia.” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Kesehatan bersama kader posyandu terus mendorong gerakan masyarakat hidup sehat, edukasi gizi, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu. Harapannya, dengan keterlibatan aktif seluruh pihak, target penurunan stunting di Tanjungpinang dapat tercapai sesuai arahan pemerintah pusat. (DS)