Tanjungpinang, GK.com – Harga ikan yang tiba-tiba meroket tajam, membuat pedagang dan pembeli sama-sama mengeluhkan kondisi tersebut. Cuaca ekstrem yang melanda perairan Kepulauan Riau disebut sebagai penyebab utama naiknya harga tersebut.
Sabtu (13/9/2025) sekitar pukul 12.00 WIB, Budi (40) salah satu pedagang di Pasar KUD mengaku kewalahan menghadapi kondisi ini.
“Sejak cuaca buruk, harga ikan naik terus. Nelayan jarang melaut, tangkapan berkurang, jadi pasokan ke pasar menipis,” ungkapnya.
Menurut Budi, ikan kembung, tongkol, dan selar adalah jenis yang mengalami kenaikan paling signifikan. Harga kembung yang biasanya diangka Rp 30 ribu per kilogram, kini menembus Rp 50 ribu. Tongkol naik dari Rp 28 ribu menjadi Rp 45 ribu, sementara selar melesat dari Rp 25 ribu ke Rp 40 ribu per kilogram. Meski stok masih ada, jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan pembeli.
“Barang masuk sedikit, cepat habis. Kalau belanja pagi-pagi masih bisa dapat, tapi siangnya sudah kosong,” ujarnya.
Kenaikan harga ini membuat pola belanja konsumen berubah drastis. Salah satunya dialami oleh Ibu Lia, seorang pembeli setia di pasar tersebut.
“Biasanya saya beli ikan agak banyak untuk stok. Tapi sekarang, karena mahal, saya terpaksa beli lebih sedikit. Kadang malah ganti lauk ke ayam atau tahu-tempe,” keluh Lia.
Baik pedagang maupun pembeli sama-sama berharap harga segera normal kembali.
“Kalau nelayan sudah bisa melaut lancar lagi, pasokan stabil, harga otomatis ikut turun. Itu yang kita tunggu-tunggu”. tutup Budi.
Sementara itu, pihak pasokan ikan menyampaikan statement resmi terkait kondisi ini. Melalui Asep, disebutkan bahwa penyesuaian harga pembelian merupakan langkah untuk mendukung nelayan yang terdampak cuaca ekstrem, sekaligus menjaga agar pasokan ikan tetap tersedia di pasar. Konsumen diimbau untuk memahami situasi ini sebagai dampak alam yang tidak dapat diprediksi. (KF)