JAKARTA, GK.com – Enzo Maresca dan skuad muda Chelsea memburu sejarah di Liga Conference. Bila menang, The Blues jadi klub pertama yang menjuarai semua kompetisi UEFA.
Di ruang jumpa pers Stadion Tarczynski, Polandia, Maresca berbicara tenang tapi tegas. Wajahnya datar, seperti biasa. Isi ucapannya menyimpan ambisi besar: “Kami bisa menjadi klub pertama yang memenangkan seluruh kompetisi Eropa.” Kalimat sederhana dan, bagi Chelsea, itu berbobot sejarah.
Maresca, yang baru menukangi The Blues musim ini, membawa pasukannya ke final Liga Conference melawan Real Betis, Kamis (29/5/2025) dini hari WIB. Ini bukan laga biasa. Bila menang, Chelsea akan menuntaskan daftar gelar antarklub UEFA yang selama ini hanya bisa dipandangi oleh klub-klub besar lainnya. Sebelumnya, Chelsea telah merengkuh Liga Champions (2012, 2021), Liga Europa (2013, 2019), dan Piala Super UEFA (1998, 2021). Hanya Liga Conference yang belum.
Final ini juga menjadi ajang pembuktian Maresca, eks asisten Pep Guardiola yang sempat diragukan publik Stamford Bridge. Di tangannya, Chelsea pelan-pelan menata ulang ambisi Eropa setelah musim lalu terseok-seok di Liga Inggris.
“Turnamen ini penting karena inilah satu-satunya kompetisi Eropa yang kami ikuti musim ini. Dan ini bisa menjadi awal dari budaya juara yang ingin kami bangun,” ujar Maresca dalam wawancara di situs resmi klub.
Di atas kertas, Chelsea diunggulkan. Rekor pertemuan melawan Real Betis menunjukkan dominasi: tiga kemenangan dan satu kekalahan dari empat laga. Tapi sepak bola tak pernah soal statistik semata. Betis sendiri datang dengan kejutan usai menyingkirkan Fiorentina di semifinal.
Chelsea melangkah ke partai puncak usai menekuk klub Swedia, Djurgardens. Di sepanjang turnamen, para pemain muda seperti Cole Palmer, Noni Madueke, dan Malo Gusto menjadi motor permainan. Mereka tidak hanya mengejar trofi, tapi juga identitas baru Chelsea yang lebih segar dan tak terikat era-era sebelumnya.
Bagi Maresca, laga final ini adalah soal membangun fondasi. Soal menciptakan kepercayaan bahwa proyek jangka panjang Chelsea bukan sekadar jargon.
“Jika kami menang, ini bukan hanya tentang sejarah. Ini tentang membuktikan bahwa kami sedang berada di jalur yang benar,” katanya.
Final Liga Conference kali ini bukan hanya tentang satu trofi baru. Ia adalah pernyataan bahwa Chelsea belum habis—dan tengah mempersiapkan diri menjadi penguasa Eropa lagi, dari titik paling dasar. (hdm/jor)

